LENTERAPOKER
AKU KETANGKAP BASAH
Yuni Sebutanku cerita ini bersifat pribadi bagiku dan ada beberapa alasan kenapa aku berniat menyebarkan cerita dari pengalaman aku sendiri, Aku meraba klitorisku dengan jari jariku, terasa nikmat sekali, beberapa saat kututup mataku. Cepat sekali lubangku sudah licin, basah sekali, sentuhan jari jariku semakin menebarkan rasa nikmat. Sesekali aku tekan lebih keras, tubuhku rasanya tidak sanggup menopang tubuhku, lututku bergetar lemas tidak kuat menopang tubuhku. Oh ya, keasikan neh, perkenalkan namaku Yuni, 28 tahun, masih single, aku bekerja sebagai seorang guru SD di Jakarta. Hobiku adalah masturbasi sambil menghayalkan pria pujaanku, fantasi-fantasi liar sering kali tidak dapat kubendung, apalagi semenjak aku jomblo hampir setahun ini. Dan beginilah, belakangan ini jika sedang horny aku tidak kenal tempat untuk memuaskan gejolak birahiku. Balik ke cerita tadi… Sangkin nikmatnya masturbasi di toilet sekolah, aku sampai tidak menyadari kalau pintu toilet meski kututup tapi tidak kukunci. Aku semakin tidak peduli, yang kutahu aku harus memuaskan birahiku yang sedang terbakar, kucoba menahan desahanku, meski terkadang terlepas juga desisan desisan kecil dari bibir tipisku. “sshh..emhhh”, desisan kecil sesekali kelaur dari bibir tipisku. AGEN POKER
Aku membayangkan bercinta dengan pak Oki, guru olah raga baru disekolah tempatku bekerja, pak Oki sungguh tampan dan tubuhnya yang sangat kekar, tadi siang aku memperhatikannya yang sedang memberi petunjuk cara meregangkan otot kepada murid kelas 6 SD. ototnya begitu keakar, belum lagi ada tonjolan yang menggelembung di antara pahanya. Terus terbayang-bayang, aku jadi ga kaut lagi menahan birahiku sampai akhirnya berujung di toilet sekolah ini ketika jam pelajaran berakhir dan sekolah sudah sepi. Aku membayangkan bercinta dengan pak Oki di toilet ini, dia memompa kemaluannya yang besar di lubangku dari arah belakang, tubuhnya mendorong tubuhku sehingga aku terpaksa menahan tubuhku di tembok toilet dan sedikit menungging. Aku mempraktekkannya seolah-olah semuanya nyata, satu tanganku bertopang di dinding dan yang lain membelai klitorisku dari depan. ‘uuuh pak oki’, desisku pelan. aku terus mengejar kenikmatan, keringatku mulai keluar dari atas keningku. Tidak lama aku merasa hampir tiba di ujung kenikmatan itu, namun tiba-tiba, ‘braaak’, pintu toilet tiba tiba terbuka. ‘bu Yuni’, kata orang yang berdiri di depan pintu toilet dengan mata yang tidak berkedip sedikitpun melihatku. Aku tersentak kaget, ‘pak farhat ehhhh…’, kataku kaget ketika melihat pak farhat, cleaning service sekolah yang umurnya sekitar 40 tahun. Sangkin kagetnya dan tidak tau berbuat apa aku jongkok merapatkan kakiku sangkin kagetnya, namun tanganku masih berada diantara selangkanganku, aku begitu kaget sampai luapa menarik tanganku. ‘pak parmaan keluar’, kataku dengan suara pelan. Wajahku pucat sangkin takut dan malunya. Kurang ajar benar dia, bukannya keluar tapi malah cepat-cepat masuk dan menutup pintu kamar toilet dan menguncinya. ‘ngapain pak… keluar,’ perintahku dengan tetap berjongkok sambil merapikan rok ku ke bawah yang tadinya tersingkap sampai ke pinggul. ‘Bu Yuni’, kata farhat sambil mendekatiku dan mendekap tubuhku. Aku bertambah kaget, tapi aku tdak berani berteriak, aku takut ada orang yang mengetahui kalau aku masturbasi di toilet sekolah. ‘jangaan pak’, kataku berusaha melepaskan dekapannya, kugeser tubuhku untuk melepaskan diri dari dekapannya, namun dia tetap mendekapku sampai aku menabrak dinding. ‘jangan paak’, kataku takut, dia tidak mendengarkanku, bahkan dia mendekatkan wajahnya dan menciumi leherku, ‘jangaaan’, kataku lagi. Melihat farhat yang begitu beringas dengan nafas mendengus dengaus menciumi leherku dan tangannya mulai meraba raba buah dadaku. Aku menyadari kalau aku terjebak, aku berusaha melawan, dengan sekuat tenaga aku dorong tubuhnya, berhasil, dia terjatuh di lantai toilet. Aku langsung mengambil kesempatan, berdiri ke arah pintu, namun ketika aku mencoba membuka grendel pintu toilet. Tanganku tertahan oleh tangan farhat yang kekar, ‘lepaskan’, kataku, namun farhat yang sudah kesetanan itu tidak mendengarkanku, dia malah memutar tangan kananku ke belakang tubuhku dengan paksa, tangannya yang lain menahan tangan kiriku didinding. Aku terjebak, tenaganya kuat sekali, tubuhku seperti terkunci dan tidak bisa bergerak, ‘pak farhat jangan…sakit..lepaskan’, kataku memohon dengan suara memelas. ‘bu Yuni… biarkan aku…’, katanya didekat telingaku, dengusan nafasnya sampai terasa menerpa telingaku. “ahhh lepaskan’, aku memohon lagi begitu mengetahui tubuh kekarnya menekan tubuhku kedinding. Aku sangat takut, ketika merasa ada benda yang keras kenyal menabrak bokongku. ‘ahh kemaluannya udah tegang, dia akan memperkosaku’, jerit batinku Aku semakin memberontak berusaha melepaskan kuncian tangannya yang menahan kedua tanganku. ‘sebaiknya bu Yuni jangan berisik, nanti ada orang yag dengar, biarlah saya dipukuli orang tetapi saya akan cerita ke semua orang kalau ibu Yuni masturbasi di kamar mandi’, katanya mengancam, aku mengurangi perlawananku, ancamannya begitu mengena. Apalagi di sekolah aku dikenal sebagai wanita anggun yang berkarisma. Aku menghentikan perlawananku…berpikir sejenak. Kesempatan itu tidak disia siakannya, tangan kananku diletakkan keatas merapat didinding bersatu dengan tangan kiriku, dengan tangan kirinya dia menahan kedua tanganku. ‘jangan paak, kumohhhon jangaan’, aku memelas kepadanya. Tapi sia-sia, tangan kanannya sudah bebas meraba raba buah dadaku, dia memeras buah dadaku keras sekali. Ingin rasanya menangis tetapi aku takut malah ada yang dengar. “aahh bu Yuni..toked bu Yuni gede banget emmhh’, kata-kata kotor yang memuji keindahan tubuhku keluar dari mulutnya.Kurang puas meraba buah dadaku yang masih ditutupi kemeja, dia menarik kemejaku keatas melepaskan dari dalam rokku. Tangannya yang kasar mulai terasa meraba raba perutku, ‘ammpuun pak lepaskan’, kucoba lagi memohon ketika dia mulai memeras buah dadaku. ’emmh bu Yuni, gede banget toket bu Yuni”, katanya lagi dengan berbisik dari belakang, dengusan nafasnya yang berderu menandakan dia sangat bernafsu.
Dan aku bisa merasakan penisnya sudah sangat keras sekali menabrak nabrak pantatku. Ini semua menandakan dia benar benar sudah sangat ingin menyetubuhiku. ‘Bu Yuni ijinkan saya melayani bu Yuni’, bisiknya pelan sambil menarik rokku keatas. Aku kaget mendengarnya, tetapi tenagaku tidak cukup kuat melepaskan kuncian tangannya. ‘Pak..jangan jangan kasihani aku’, kataku memelas. Sepertinya apapun yang kukatakan tidak dapat membendung nafsu setannya, sejenak tidak kurasakan tangan kanannya meraba raba tubuhku. Penasaran apa yang dilakukannya. aku menoleh ke belakang dan alangkah kagetnya.. ‘oooh jangan pak’, aku panik ketika melihat ke belakang dia mengeluarkan kemaluannya, meski tidak begitu jelas aku bisa melihat penisnya yang besar dan hitam legam sudah keluar dari sarangnya. Belum hilang rasa kagetku, farhat menekan tubuhku merapat kedinding, aku merasakan benda kenyal dan keras mengesek dan menabrak pantatku. ‘Aduuh pantat bu Yuni montok banget’, katanya meremas remas pantatku. Aku terkaget, aku baru teringat jika ketika masturbasi tadi aku melepas celana dalamku dan celana dalamku masih tergantung di pintu toilet. ‘Gawat neh’, pekikku dalam hati mengetahui bokongku tidak dibaluti kain sedikitpun. Pasti dia dengan mudah mencari sasaran tembaknya apa lagi lubangku udah mengeluarkan cairan karena masturbasi tadi, aku menjadi panik kembali, aku takut membayangkannya. Kucoba lagi memberontak, tapi tetap sia sia. Aku pasrah, rasanya tidak mungkin lepas, kurasakan ada benda kenyal sedang menggesek gesek belahan lubangku yang licin seperti mencari cari sasaran. Akhirnya benda itu berhenti tepat di mulut lubang lubangku setelah mendapatkan sasaran tembak, kemaluan farhat sudah berada tepat di depan mulut lubangku, aku sungguh tidak berdaya. ‘Pak farhat ampun pak’, kataku memohon lagi menyadari dalam hitungan detik kemaluannya akan segera masuk kedalam tubuhku. ‘Bu Yuni udah lama saya pengen giniin bu Yuni, bu Yuni seksi banget’, katanya, dan tiba tiba kurasakan kemaluannya mulai masuk, aku panik mencoba melawan sengan sisa sisa harapanku, bukannya terlepas tapi malah karena gerakan tubuhku kemaluan itu malah terbenam masuk ke dalam lubang lubangku, ‘aaaah tidaaak’, pekikku dalam hati ketika kurasakan kemaluannya terasa terbenam memenuhi lubangku. Aku menarik nafas, ingin rasanya menangis. Sungguh sial, lubangku yang sudah basah ketika aku masturbasi tadi malah memudahkan batang itu masuk, tetapi kupikir itu lebih baik, jika tidak mungkin lubangku bisa lecet karena ada benda yang memaksa masuk, tapi berkat cairan yang sebelumnya memang udah membanjiri lubangku membuat kemaluan farhat yang besar itu pun masuk perlahan menggesek dinding lubang lubangku perlahan. ’emmmh bu Yuni, lubang bu Yuni enak banget, ooohhh’, desahnya didekat telingaku ketika kemaluannya dibenamkan sedalam dalam mungkin dan terasa menyentuh rahimku, ‘Ya ampuuun panjang banget kemaluan laki laki ini, ampuuun’, pekikku dalam hati. Aku berharap kemaluan itu udah mentok karena terasa sangat keras menabrak rahimku dan terasa sedikit perih karena jujur aja belum pernah ada benda sebesar itu masuk ke lubangku. Ketika batangan itu amblas, aku terdiam, antara bingung, takut, takjub, nikmat dan kaget. Semuanya berkecamuk dikepalaku… aku benar benar terdiam, tidak bergerak. Aku pasrah, tidak mengeluarkan sepatah katapun, tidak kusangka khyalanku bercinta di toilet sekolah, dan disetubuhi dari belakang kesampean juga, tetapi bedanya bukan dengan pak oki dan aku tidak menginginkan ini terjadi. Tapi kenyataannya, laki laki yang sedang mendesah desah dibelakangku, yang sedang membenamkan batangannya di lubang surgaku yang berharga adalah pegawai kebersihan alias cleaning service di sekolah kami. Kenyataan yang harus kuterima, farhat sedang menikmati lubangku, menikmati memompa penisnya keluar masuk di lubang kemaluanku. ‘oooh bu Yuni…ohhh enaknya’, desah farhat ga karuan berkali kali ’emmmh’, aku mendesis kecil, meski aku tidak suka tapi tiba-tiba aku merasakan rasa nikmat meski tersamar oleh rasa takutku. farhat terus mengocok kemaluannya tanpa henti, begitu dalam melesak masuk di lubang lubangku. Kedua tanganku masih ditahan oleh tangannya yang kekar di dinding toilet. ‘oooh ya ampppuuun kemaluannya teraasa banget’, teriakku dalam hati. Ketika aku mulai tenang, aku menyadari kalau kemaluan farhat memang besar dan keras sekali, gesekan dan tusukan kemaluannya begitu mantap memenuhi lubang lubangku. Terasa banget ada benda yang mengganjal selangkangku, mulai menebarkan rasa nikmat yang menjalar diseluruh tubuhku. Diam diam aku mulai menikmati diperkosa pria ini, tiap kali dia menggerakkan batang kemaluannya, darahku berdesir, sungguh luar biasa nikmat yang kudapat. Ketika dia menancapkan penisnya kembali ke dalam liangku, aku mendesis pelan, kucoba tidak mengeluarkan suara, aku terlalu sombong untuk mengakui kalau batangan itu sungguh memberikan kenikmatan padaku, tetapi tetap saja desisan kecil keluar dari bibirku. ‘mmmh mmmmh’, desisku pelan. ‘enakkan bu?, katanya tiba tiba. Ternyata dia mengetahui kalau aku mulai menikmati tusukan kemaluannya.
Aku terdiam malu, tidak berani berkomentar, kalau kubilang tidak atau memaki makinya, dia pasti tahu aku bohong karena lubangku sudah mengeluarkan banyak cairan yang menandakan aku juga terangsang dan menikmati enjotan kemaluannya. Aku menundukkan kepalaku dan mencoba menghindari ciuman bibirnya yang mengecup pipi kananku. ‘Tunggingin dikit bu Yuni’, katanya sambil menarik pantatku keatas. ‘Kurang ajaaar… berani beraninya dia malah menyuruhku menungging’, umpatku dalam hati. Tapi aku tidak punya pilihan selain menuntaskan birahinya secepat mungkin, dan berharap agar semuanya secepat mungkin berakhir. Aku ikuti saja kemauannya dengan menunggingkan sedikit pantatku. ’emmh pantat bo Yuni memang montok banget, ga salah apa yang aku khayalin selama ini’, katanya sambil meremas remas bokongku gemas. ‘Gila, ternyata aku sudah lama jadi fantasi laki laki ini’, pikirku dalam hati. Merasa posisiku sudah siap, sambil tangan kirinya menahan pinggulku, dia kembali menggerakkan kemaluannya kembali. ’emmh pak pelan’, kataku ketika kurasakan penetrasi kemaluannya terasa lebih dalam dari sebelumnya,mungkin karena aku menunggingkan pantatku sehingga posisi lubangku benar-benar bebas hambatan. farhat tidak memperlambat kocokannya, dia malah mempercepat, aku mulai mendesah-desah pelan masih menjaga sikapku, ’emmh emmmh’, desisku pelan merasakan gesekan batangannya di lubang lubangku. Melihat tubuhku yang terdorong dorong kedepan, farhat sepertinya sengaja melepaskan kedua tanganku sehingga aku dapat menahan tekanan tubuhnya, dengan kedua tanganku bertopang pada tembok. ’emmmh gila seret banget’, erangnya. Kini kedua-tangannya meremas remas bokongku yang bulat padat sambil tidak berhenti mengocok kemaluannya. ‘ooh bu oooh’, farhat semakin keras mendesah, aku jadi takut kalau-kalau ada orang yang mendengar desahannya itu. “pak farhat..ja..jangan berisik pak..”, kataku memohon takut desahannya didengar orang. ‘I..i..iya bu emhh abis enak banget’, katanya pelan dengan nafas menderu. Kocokan kemaluannya terasa semakin cepat. Kurang puas meremas-remas bokongku, dia menguakkan belahan pantatku. dan kurasakan satu jarinya membelai anusku. Kontan aja aku menggeliat, pantatku bergoyang ke kanan ke kiri karena kegelian. ‘oooh pak farhat..oooh’, aku bukan lagi mendesis tetapi desahan mulai keluar dari bibirku, rasa nikmat yang tercipta dari kocokan kemaluan farhat ditambai gesekan jarinya yang membelai anusku seperti racikan yang pas membuat aku lupa diri, dan membuatku tidak dapat membendung desahanku. Hebat sekali, rasanya aku mulai benar benar menikmati semua ini, tubuhku terasa sangat geli, kenikmatan rasanya menyebar diseluruh tubuhku. ‘oooh ahhh’, aku semankin menggila desahanku bertambah keras saja, farhat bukan saja hanya membelai anusku dengan jarinya tetapi memasukkan satu jarinya ke anusku dan menusuk nusuk jarinya ke anusku, refleks pantatku semakin kutungingin, tiap kali dia menarik kemaluannya dia membalasnya dengan menusukkan jarinya ke anusku. Jujur saja terlintas dibenakku untuk melakukan anal sex dengan pak farhat, seperti yang dulu pernah kulakuan dengan pacarku. farhat semakin mengerang tak karuan, tidak kuhiraukan lagi apa yang dikatakan farhat, rasanya aku sudah mau orgasme. ‘saya mau keluar..ahh bu Yuni’, kudengar samar samar erangannya, namun tidak kupedulikan karena aku juga merasa sudah mau orgasme. ‘ooh emmmh oooh’ desahku lebih keras, kurapatkan tubuhku kedinding, farhat mengikuti tubuhku dan menekan keras keras kemaluannya kedalam lubangku, bahkan dia menusuk jarinya sampai amblas didalam anusku ‘ahhhh setaaan kau parmaaaaan’, lirihku panjang, aku orgasme, aku tidak dapat menahannya, sungguh luar biasa aku bisa orgasme ketika diperkosa. Kutelan air liurku menikmati sisa kenikmatan, masih kurasakan penis farhat memenuhi liangku, tetapi tidak kurasakan lagi jari farhat di anusku, kedua tangannya memegang pantatku dan memompa kemaluannya dengan ganas. ‘oooh bu Yuni oooh’, tiba tiba farhat mengerang keras dan menekan tubuhku keras, aku kaget menyadari dia mau orgasme, tapi terlambat, diringi erangannya, kemaluan farhat sudah menyemburkan sperma hangat menyirahi rahimku. Berkali kali dia mengehentakkan penisnya dalam-dalam membuat tubuhku terdorong ke tembok. ‘ooooh emmmh’, entah kenapa aku ikut menikmati sensasi ketika farhat orgasme di liangku, denyutan-denyutan kecil batang kemaluannya terasa di sinding lubang lubangku ketika cairan hangat spermanya berhamburan keluar menyirami lubangku. ‘Ahhh apa yang kulakukan? farhat orgasme di lubangku’, pekikku dalam hati. Aku tersadar kembali, kurapatkan tubuhku kedinding dan menarik nafasku, aku teringat kalau aku memang sudah mau haid, aku hanya bisa berharap spermanya tidak membuahi telur dirahimku. ‘ahh bu Yuni emmh’, dia mencoba mencium pipiku tapi kudorong dengan mata melotot. Melihatku protes, dia segera merapikan pakaiannya tanpa membersihkan kemaluannya yang masih dilumuri cairan lubangku. ‘Cepat keluar pak’, kataku dengan suara lantang sambil merapikan posisi rokku. farhat tanpa berkata apa apa langsung keluar dan kukunci pintu toilet. Aku langsung membersihkan kemaluanku dari cairanku sendiri dan sperma farhat yang mengalir keluar, ‘gila..banyak banget spermanya’, umpatku dalam hati. Aku mengenakan celana dalam dan merapikan baju yang kukenakan. Aku mengendap endap keluar toilet dengan hati berdebar, takut ada orang yang mengetahui apa yang terjadi tadi di toilet. Suasana sekitar sekolah sepi, memang saat itu sudah hampir jam 4 sore. Dengan hati berdebar aku memasuki ruangan guru, kulihat kepala sekolah dan 2 orang guru belum pulang mereka lagi sibuk dengan urusan masing masing. Aku sedikit bernafas lega meski perasaan kotor masih ada dipikiranku. Dan sore itu aku pulang kerumah dengan perasaan yang tidak menentu antara malu, takjub dan takut. AGEN POKER